Senin, 01 Desember 2014

CURICULUM VITAE DAN SURAT MENYURAT

Pengertian Curriculum Vitae
Curiculum vitae atau daftar riwayat hidup adalah catatan singkat tengatang gambaran diri seseorang. Selain berisi data pribadi, gambaran diri itu paling tidak harus di isi keterangan tentang pendidikan atau keahlian dan pengalaman. Dengan data itu riwayat hidup akan memberikan gambaran atau kualifikasi seseorang. Dari segi penampilannya riwayat hidup tidak mempunyai bentuk standard. Riwayat hidup ditulis seperti karangan singkat, diawali oleh judul dan ditutup oleh rangkaian tanggal, tanda tangan dan nama. Sebenarnya riwayat hidup termasuk surat keterangan, dalam hal ini keterangan pribadi.
Hal – Hal yang berhubungan dengan CV
1. Data Pribadi
Bagian ini berisi nama, alamat, agama, email, nomor telepon dan identitas pribadi lainnya.
  1. Pendidikan
    Bagian ini menjelaskan latar belakang pendidikan dan berhubungan dengan pekerjaan yang dituju. Pada umumnya, banyak yang membuat CV menjelaskan dari TK (Pendidikan paling dasar), SD, SMP sampai perguruan tinggi (Pendidikan terakhir).
  2. Pengalaman Kerja
    Bagian ini adalah bagian yang paling dilihat oleh perekrut kerja. Pengalaman kerja memberikan gambaran apakah seorang kandidat sudah memiliki jam terbang yang cukup atau masih terbatas. Rekruter juga bisa menentukan apakah kandidat dapat segera menyesuaikan diri di organisasi yang baru atau apakah dia butuh penyesuaian yang panjang.
  3. Skill Yang Dimiliki
    Seharusnya pada bagian ini perlu dijelaskan dalam CV skill apa saja yang telah dimiliki sebagai proses belajar maupun pengalaman dari pekerjaan sebelumnya. Dan dibuat dalam bentuk yang meyakinkan dan informatif.
  4. Training Yang Pernah Diikuti
    Untuk lebih meyakinkan lagi, perlu memasukkan daftar training yang pernah diikuti sebelumnya untuk memberi gambaran sejauh mana pemilik CV telah berkembang dan wawasan apa saja yang sudah dimiliki.
  5. Prestasi
    Ini adalah bagian yang penting disamping pengalaman kerja yang menjelaskan keunikan,
    kelebihan dan presetasi sebagai individu sekaligus pencapaian di bidang tertentu.
  6. Kegiatan Ekstrakurikuler/Kemasyarakatan
    Selain hal-hal yang berhubungan langsung dengan pekerjaan. Pada CV juga perlu memberikan sedikit gambaran kegiatan yang dilakukan di masyarakat. Ini akan menunjukkan bahwa pemilik CV bisa membagi waktu dan memiliki hubungan sosial yang lebih luas, tidak hanya sebatas di lingkungan pekerjaan.
Contoh CV
Curriculum Vitae
Data Pribadi
Nama                                                             : Karina Zulkarnai
Tempat, Tanggal lahir                                     : Jakarta, 03 November 1986;
Agama                                                           : Islam;
Alamat rumah                                                 : Jl. Wahyu II, No. 10 J, Gandaria Selatan, Jakarta selatan
Nomer telepon                                               : 0899123123 (mobile phone);
Email                                                              : karinazulkarnain@gmail.com
Riwayat Pendidikan
  • Pendidikan Formal:
  • 2004 sampai dengan 2008      :  Jurusan Ilmu Teknologi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, lulus dengan IPK 3,52;
  • 2001 sampai dengan 2004      :   SMA Negeri 25 Jakarta;
  • 1998 sampai dengan 2001      :   SLTP Negeri  68 Jakarta;
  • 1992 sampai dengan 1998      :   SD Negeri Nambangan Asih Mulya, Jakarta;
  • Pendidikan Non Formal:
  • 2011    : Dekorasi Taman pada Park Decoration Club
  • 2005    :  Pelatihan ilmu komputer dan web developer
Riwayat Organisasi
  • 2005 sampai dengan 2006                  : Ketua Himpunan Profesi di Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
  • 2002 sampai dengan 2003                  : Ketua OSIS di SMA Negri 25 Jakarta
Pengalaman
  • Periode 01 Agustus s/d 31 Agustus 2008       : Kuliah Kerja Lapang (KKL) di Balai Pengawas Obat dan Makanan
Keahlian Komputer
  • Microsoft Office (MS. Word, MS. Excel, MS. PowerPoint) dan Internet.
Demikian Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenar-benarnya, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Hormat saya,
                                                                                        Karina Zulkarnain S.Tpg
  1. Surat Menyurat
    · Pengertian surat menyurat
    Pengertian Surat
    Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan pernyataan-pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain, baik atas nama sendiri, maupun atas nama jabatannya dalam sebuah organisasi, instansi ataupun perusahaan. Informasi-informasi ini dapat beberapa permintaan, laporan, pemikiran, saran-saran dan sebagainya.
    Pengertian Surat Menyurat
    Surat menyurat adalah suatu kegiatan untuk mengadakan hubungan secara terus menerus antara pihak yang satu kepada pihak yang lainnya. Dan dilaksanakan dengan saling berkiriman surat. Kegiatan surat menyurat ini disebut juga dengan istilah lainnya yaitu korespondensi. Jika hanya sepihak saja yang mengirimkan surat secara terus menerus tanpa ada balasan atau tanggapan dari pihak lainnya hal ini tidak dapat dinamakan kegiatan surat menyurat. Setiap kerja perorangan apalagi organisasi selalu membutuhkan kerja sama dengan pihak lain untuk mencapai tujuannya.
    · Jenis-jenis surat
    1) Berdasarkan Sifat Surat
    Berdasarkan sifatnya surat dapat digolongkan menjadi lima jenis yaitu :
  2. Surat Pribadi
    Surat pribadi adalah surat-surat yang bersifat kekeluargaan, surat-surat yang berisi masalah keluarga, baik tentang kesehatan, keuangan keluarga dan sebagainya.
  3. Surat Dinas Pribadi
    Surat dinas pribadi disebut juga surat setengah resmi adalah surat-surat yang dikirimkan dari seseorang atau pribadi kepada instansi-instansi, perusahaan-perusahaan, ataupun jawatan-jawatan.
  4. Surat Dinas Swasta
    Surat dinas swasta disebut juga surat resmi adalah surat-surat yang dibuat oleh instansi-instansi swasta, yang dikirimkan untuk para karyawannya ataupun untuk para relasinya atau langganannya atau instansi –instansi lain yang terkait.
  5. Surat Niaga
    Surat niaga adalah surat yang berisi, soal-soal perdagangan yang dibuat oleh perusahaan yang dikirimkan kepada para langganannya.
  6. Surat Dinas Pemerintah
    Surat dinas digunakan untuk kepentingan pekerjaan formal seperti instansi dinas dan tugas kantor. Surat ini penting dalam pengelolaan administrasi dalam suatu instansi Fungsi dari surat dinas yaitu sebagai dokumen bukti tertulis, alat pengingat berkaitan fungsinya dengan arsip, bukti sejarah atas perkembangan instansi, dan pedoman kerja dalam bentuk surat keputusan dan surat instruksi
Ciri-ciri surat dinas :
§ Menggunakan kop surat dan instansi atau lembaga yang bersangkutan
§ Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
§ Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku
§ Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi
§ Menggunakan cap atau stempel instansi atau kantor pembuat surat
§ Format surat tertentu
2) Berdasarkan Wujud Surat
Penggolongan surat berdasarkan wujudnya dapat dibagi kedalam tujuh jenis, yaitu:
  1. Surat Yang menggunakan Kartu Pos
    Kartu pos adalah blanko yang dikeluarkan oleh Perum Postel atau instansi lain yang telah diberi izin Perum Postel untuk mencetaknya asal sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Perum Postel.
  2. Warkat Pos
    Warkat pos adalah sehelai kertas yang telah dicetak dengan memakai lambaga dan petunjuk penulisan berita, yang dikeluarkan oleh perum postel atau instansi lain yang telah diberi izin.
  3. Surat Bersampul
    Surat bersampul adalah surat-surat yang isinya atau beritanya ditulis pada kertas lain, kemudian kertas surat tersebut dimasukkan kedalam sampul atau amplop.
  4. Surat Terbuka dan Surat Tertutup
    Surat terbuka adalah surat-surat yang isinya dapat dibaca oleh umum misalnya, surat dari pembaca kepada pembaca atau surat yang dikirimkan oleh pembaca untuk pemerintah, instansi lain, melalui redaksi surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya.
  5. Memorandum dan Nota
    Memorandum adalah salah satu alat komunikasi berupa surat-surat dilingkungan dinas yang penyampaiannya tidak resmi dan digunakan secara intern (didalam lingkungan sendiri baik perusahaan ,instansi lainnya). Nota adalah merupakan alat komunikasi kedinasan antara pejabat dari suatu unit organisasi yang digunakan secara intern dalam lingkungan sendiri, tetapi bersifat resmi.
  6. Telegram
    Telegram adalah suatu alat komunikasi dengan cara menyampaikan berita-berita melalui radio atau pesawat telegram mengenai sesuatu hal yang perlu segera mendapat penyelesaian dengan cepat. Isi telegram berupa tulisan-tulisan singkat yang dikirimkan dari jarak jauh.
  7. Surat Biasa
    Surat biasa adalah surat-surat yang isinya tidak mengandung rahasia walaupun terbaca oleh orang lain, seperti surat undangan pernikahan atau khitanan, surat pertemuan para siswa untuk rekreasi dan sebagainya.
3) Berdasarkan Keamanan Isinya.
Berdasarkan keamanan isinya, surat dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu :
  1. Surat Sangat Rahasia
    Surat-surat yang digunakan untuk surat-surat yang berhubungan dengan keamanan Negara atau surat-surat yang berupa Dokumen Negara, sehingga bila surat ini jatuh ketangan yang tidak berhak maka akan membahayakan masyarakat atau Bangsa dan Negara.
  2. Surat Rahasia
    Surat-surat yang isinya harus dirahasiakan, tidak boleh dibaca oleh orang lain, karena bila jatuh ketangan orang yang tidak berhak, akan merugikan perusahaan atau instansi tersebut.
  3. Surat konfidensial
    Surat-surat yang termasuk surat rahasia juga, karena isinya tidak boleh diketahui orang lain cukup hanya diketahui oleh pejabat yang bersangkutan, karena kalau jatuh kepada orang yang tidak berhak akan mencemarkan nama baik orang tersebut. Contohnya surat laporan tentang karyawan yang korupsi.
4) Berdasarkan Proses Penyelesaiannya
Surat berdasarkan proses penyelesaiannya dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
  1. Surat Sangat Segera atau Surat Kilat.
    Surat yang harus dikirimkan dengan sangat segera atau kilat adalah surat yang harus ditangani secepat mungkin pada kesempatan yang pertama karena surat ini harus segera dikirimkan secepatnya karena penerima harus cepat menanggapi dan menyelesaikannya.
  2. Surat Segera
    Surat yang secepatnya diselesaikan tetapi tidak perlu pada kesempatan yang pertama dan segera dikirimkan supaya mendapat tanggapan dan penyelesainya dari pihak penerima.
  3. Surat Biasa
    Surat-surat yang tidak perlu tergesa-gesa untuk penyelesaian karena tidak perlu mendapat tanggapan yang secepatnya dari penerima.
5) Berdasarkan Dinas Pos
Surat berdasarkan pos dapat digolongkan menjadi :
  1. Surat Biasa
    Surat yang menurut penggolongan dinas pos, surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya atau sifatnya biasa atau tidak begitu penting, karena pada umumnya surat ini tidak perlu mendapat tanggapan yang secepatnya dari penerima, dengan demikian surat-surat ini penyampaiannya kepada tujuan atau penerima waktunya tidak dipastikan, tetapi biaya yang dikenakan dinas pos, prangkonya cukup murah.
  2. Surat Kilat
    Surat-surat yang secepatnya ditangani supaya mendapat tanggapan dan penyelesaian yang secepatnya pula dari penerima. Oleh karena itu surat kilat cara penyampaiannya, ongkos pengirimannya atau prangkonya lebih mahal dari surat biasa.
  3. Surat Kilat Khusus
    Surat-surat yang dibuat seseorang yang isinya sangat penting dan harus segera ditangani supaya mendapat tanggapan dan penyelesaian yang secepatnya dari penerima .
  4. Surat tercatat
    Adalah surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya sangat penting, sehingga harus segera ditangani dan diselesaikan secepatnya supaya surat tersebut mendapat tanggapan dan penyelesaian secepatnya pula dari pihak penerima, surat inipun hampir sama dengan kilat khusus, cara penyampaiannya oleh dinas pos sangat diutamakan ongkosnya atau prangkonya mahal.
    · Hal-hal yang berhubungan dengan surat menyurat
    Surat-surat dinas dikantor sekolah mempunyai fungsi, baik keluar maupun kedalam, yaitu sebagai :
    (1) alat komunikasi ( wakil dari pengirim/penulis surat);
    (2) alat bukti tertulis;
    (3) pedoman kerja dalam mengambil tindakan lebih lanjut;
    (4) alat pengukur kegiatan kantor sekolah;
    (5) alat bukti historis atau alat pengingat;
    (6) sarana memperpendek jarak (fungsi abstrak).
    · Contoh jenis-jenis surat
    I. Surat Dinas/Resmi
    Alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan berita/informasi yang berisi hal-hal yang berhubungan dengan kedinasan/kegiatan dinas sebuah instansi pemerintah. Pada umumnya, surat ini menggunakan bahasa yang baku/resmi dan mencantumkan kop/kepala surat
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
PUSAT PENELITIAN ARKEOLOGI NASIONAL
BALAI ARKEOLOGI YOGYAKARTA
Jalan Gedong Kuning 174, Kota Gede, Yogyakarta
———————————————————————————
Nomor : 235/F9/6/N/2011 5 Juni 2011
Hal : Pemberian Bantuan Foto Benda
Cagar Budaya
Yth. Kepala Suaka Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan
Provinsi Jawa Tengah
di Prambanan, Jawa Tengah
Dengan hormat,
Berkenaan dengan surat Saudara Nomor 217/H/P/2011, tanggal 12 Mei 2011, dengan ini kami memberitahukan bahwa kami bersedia menyediakan foto-foto objek benda cagar budaya Kabupaten Cilacap yang ada di Balai Arkeologi Yogyakarta untuk pameran kepurbakalaan di Kabupaten Cilacap pada bulan Juli 2011. Foto-foto cagar budaya itu adalah:
1. Situasi bangunan di dalam Gua Adipala, Cilacap,
2. Situasi benteng Klingker di Pulau Nusakambangan,
3. Situasi tiang di tengah bagian Benteng Klingker.
Atas kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Alif Pratama
  1. Surat Dagang/Niaga
    Alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan berita/informasi yang berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan penawaran/permintaan barang-barang atau berhubungan dengan kegiatan dagang. Sama halnya dengan surat dinas/resmi, surat ini juga menggunakan bahasa yang baku/resmi dan mencantumkan kop/kepala surat.
    PT JASA SUKSES TAHU DAN TEMPE
    Jalan Cikoko Barat IV, Jakarta Selatan
    ———————————————————————————
    Nomor : 153/PJS/V/11 18 Mei 2011
    Hal : Penawaran Tahu dan Tempe
    Kepada Perkumpulan Warung Nasi Tegal
    Jalan Janeti Raya Nomor 34
    Jakarta
    Untuk memenuhi kebutuhan warung-warung nasi tegal di daerah Jakarta akan tempe dan tahu yang bermutu tinggi, dengan ini kami memperkenalkan diri sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan tahu dan tempe dengan mutu baik.
    Dalam memproduksi tahu dan tempe, kami menggunakan alat-alat modern. Kami dapat menjamin mutu dan kebersihannya. Melalui surat ini, kami menawarkan dan mempersilakan Saudara untuk mencoba produk tahu dan tempe produksi perusahaan kami yang akan dikirim melalui pegawai kami.
    Di bawah ini kami cantumkan harga tahu dan tempe agar Saudara dapat mempertimbangkan atau membandingkan dengan harga tahu dan tempe dari perusahaan lain.
    Tempe kualitas A Rp 4.500,00 per kg
    Tempe kualitas B Rp 3.500,00 per kg
    Tahu kualitas A Rp 5.500,00 per kg
    Tahu kualitas B Rp 5.000,00 per kg
    Kami melayani pesanan, baik dalam jumlah banyak maupun sedikit, dengan syarat berlangganan. Kami juga berusaha untuk memuaskan pelayanan dengan mengirimkan produk yang Saudara pesan dengan tepat waktu.
    Sambil menunggu pesanan Saudara, kami mengucapkan terima kasih.
    Hormat kami,
    Alditama Kurniawan
III. Surat Pribadi
Alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan berita/informasi yang dibuat/dikirim oleh seseorang sebagai pribadi, baik kepada perorangan yang tidak bersifat kedinasan, maupun kepada organisasi/lembaga. Pada umumnya, surat pribadi bersifat personal/tidak resmi, bebas, menggunakan bahasa sehari-hari, dan berisi masalah-masalah pribadi.
Jakarta, 9 Mei 2011
Teruntuk Azria Husna
Di tempat
Assalamualaikum Wr. Wb.
Halo Zia, apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu, ya. Semenjak lulus SD, tidak ada kesempatan lagi untuk bertemu. Fi, bagaimana keadaanmu di SMP Negeri 155? Apakah kamu senang bersekolah di sana? Ya, di sana banyak teman kita.
Alhamdullillah, aku di SMP Negeri 115. Aku amat senang! Walaupun hanya tiga orang dari sekolah kita yang berhasil masuk Smabel. Tapi, di sini aku banyak mendapat teman baru yang amat baik dan juga kakak-kakak kelas yang sayang pada adiknya. Apalagi dengan kakak-kakak OSIS dan MPK. Wah, aku kagum sekali dengan Alyssa Haula Syaqilla! Kalau kamu mau mendengar pengalaman ku selama di Smabel, kamu boleh menanyakannya kepadaku. Atau, main saja ke rumahku.
Ngomong-ngomong, aku sangat rindu pada SD kita dan teman-teman kita waktu SD. Apakah ada acara pertemuan atau reuni angkatan 31? Kalau tidak ada, kita buat acara sendiri saja, yuk. Undang teman-teman kelas 6A. Mumpung bulan Juni nanti banyak waktu liburan. Oh, iya kak Kahlil angkatan 30 yang pintar itu mencalonkan diri sebagai ketua OSIS lho!
Sekian dulu, ya! Sampai jumpa!
Sahabatmu,
Afifah Wardah

RANCANGAN USULAN PENELITIAN

Rancangan usulan penelitian
A.Manfaat rancangan usulan penelitian
1)Sebagai kerangka operasional penelitian (blue print)
2)Menegaskan kedalaman (intensitas) dan keleluasaan (ekstensitas) penelitian.
3)Memperkirakan penelitian yang akan dihadapi dan rancangan alteratif penyelesaiannya.
4)Mengetahui kelemahan hasil penelitian

B.Bentuk rancangan usulan penelitian

Suatu penelitian itu mungkin bermaksud dan bertujuan untuk memperoleh data informasi dan kemudian untuk bahan menulis. Misalnya
a.Skripsi
b.Makalah untuk seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah lainnya
c.Karangan ilmiah
d.Tesis magister/disertasi doctor
e.Laporan proyek
Bobot dan mutu akademis karangan ilmiah hasil penelitian itu dapat dikaji dan dinilai dari 6 aspek :
1.Aktualitas masalah
Masalah yang diformulasikan haruslah masalah yang masih hangat diperbincangkan/upto date dan banyak mencari perhatian para ahli untuk dicari jawabannya serta juga harus nyata adanya
2.Relevansi manfaat praktis
Jawaban masalah yang dikemukakan bernilai prakktis, sehingga hasil penelitian bedaya guna serta menjangkau masyarakat luas. Kesimpulan- kesimpulan yang ditarik harus mantap dan saran-sarannya menarik perhatian dan beralasan kuat
3.Metodologi penelitian akurat
bObot mutu akademis karya tulis hasil penelitian itu ditentukan juga oleh adekuasi rancangan penelitian, instrumentasi dan pengukuran, metodologi penulisannya juga ikut menentukan bobot nilai/ mtu akademis karya tulis ilmiah
4.Orisinalitas penelitian
Penelitian disebut orisinal bila bahan dan atau metode yang digunakan belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, setidak-tidaknya menurut jangkauan informasi yang tersedia. Dengan kata lain walaupun bahan sama tetapi metodenya beda, maka penelitian itu dianggap penelitian orisinal dan juga sebaliknya jika bahan beda tapi metode sama itu juga digolongkan penelitian orisinal
5.Sumbangan terhadap ilmu pengetahuan
Penelitian yang bersipat integratif dan konprehensif yaitu penelitian yang hasilnya merupakan kebulatan dan menyeluruh
6.Sistematika penyusunan karya tulis
Ketajaman logika (way of thinking) dan urutan serta kaitan logika (flow of thought) ini mengarahkan sistematika dan jelasnya pokok persoalan dalam karya tulis, apabila materi yang terkumpul dikomunikasikan secara konsisten dengan menjaga relevansi setiap aspek, sedemikian sehingga kalimat yang satu berhubungan dean berkaitan maka komunikasi yang dibuat akan lebih epektiif
rancangan usulan penelitian adalah langkah yang paling awal dalam proses penyusunan penelitian. Usulan penelitian adalah langkah berikutnya, dan makalah adalah hasil akhirnya.
Rancangan usulan penelitian ini memberi gambaran secara menyeluruh tentang pokok masalah yang hendak diteliti, teori dan konsep serta data yang dipakai untuk melakukan penelitian; cara penelitian dilakukan dan hasil yang diharapkan akan dicapai. Rancangan usulan penelitian ini dipakai untuk menilai apakah seorang itu bisa mulai melakukan penelitian secara mandiri
Rancangan usulan penelitian untuk disertasi sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut :
1.Bagian Awal
a.Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan.
b.Identitas penyusun rancangan.
c.Tanggal pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana.
2.Bagian Utama
Bagian utama meliputi :
a.Rasional dari judul yang dipilih.
b.Perumusan masalah, telaah pustaka dan penelitian terdahulu.
c.Tujuan dan kegunaan penelitian.
d.Kerangka pemikiran teoritis.
e.Rancangan hipotesis, jika dipakai.
f.Metode penelitian.
g.Hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi.
h.Jadwal penelitian.
3.Bagian Akhir
a.Daftar pustaka sementara.
b.Daftar riwayat hidup penyusun rancangan.
Uraian terperinci mengenai unsur-unsur pokok itu akan disaksikan pada Bab III.

C.ISI RANCANGAN USULAN PENELITIAN

A.Bagian Awal
1.Judul
Judul rancangan usulan penelitian diketik dengan huruf kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti. Di bawah judul ditulis kalimat :
Rancangan Usulan Penelitian Untuk Disertasi
2.Identitas Penulis
Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.
3.Tanggal Pengajuan, ditulis :
Diajukan kepada Program Pascasarjana
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
pada tanggal
………………………….. 20………
B.Bagian Utama
1.Perumusan Masalah
Dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi, unsur pokok perumusan masalah ini mempunyai peranan lebih penting dari unsur-unsur pokok lain. Didalam perumusan masalah inilah akan terlihat kesiapan akademik penyusunan rancangan usulan penelitian itu. Unsur pokok perumusan masalah ini sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a.Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
b.Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
c.Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks permasalahan yang lebih besar.
Rasional dari judul yang dipilih. Memberikan nalar dan pembenaran terhadap pemilikan dan perumusan judul yang dipilih. Pada bagian ini dapat dilengkapi dengan pertanyaan penelitian, hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi. Uraian tentang perkiraan hasil (kuantitatif/kualitatif) yang diperkirakan akan dicapai. Diuraikan pula masalah atau hambatan yang diperkirakan akan dihadapi yang dapat mempengaruhi untuk penelitian.
2.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dalam fasal tujuan dan kegunaan penelitian ini disebutkan secara spesifik tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai dalam penelitian itu dan kegunaan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang dirancangkan.
3.Kerangka Pemikiran Teoritis
Fasal kerangka pemikiran teoritis memuat garis-garis besar pemikiran teoritis, termasuk telaah pustaka yang akan menuntun penyusun dalam membangun teori yang akan disajikan dan diuji dalam rangka penyusunan disertasi.
4.Hipotesis
Hipotesis, jika ada, hendaklah dirumuskan dengan tepat dan jelas dalam kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap ilmiah yang diambil terdapat masalah yang hendak diteliti.
5.Metode Penelitian
Pasal metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:
a.Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti.
B.Penjelasan tentang populasi serta rancangan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
c.Metode pengumpulan data dan alat pengambil data yang akan digunakan.
d.Bahan-bahan yang akan dipakai, kalau ada.
e.Alat-alat perlengkapan yang akan dipakai, kalau ada.
f.Teknik atau model analisis yang akan dipakai.
g.Rancangan aturan-aturan untuk menerima atau menolak hipotesis.
6.Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dibuat secara cermat, dengan mempertimbangkan kelayakannya. Jadwal penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a.Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan.
b.Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tahap, dinyatakan dalam satuan bulan.
c.Rincian kegiatan untuk tahap masing-masing.
C.Bagian Akhir
1.Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian.
Hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah seperti disebutkan dibawah ini :
a.Untuk buku :
1.Nama penulis
2.Tahun penerbitan
3.Judul buku
4.Nama penerbit
5.Tempat penerbitan.
b.Untuk jurnal :
1.Nama penulis
2.Tahun penerbitan
3.Judul tulisan
4.Nama jurnal
5.Jilid ( dan nomor )
6.Halaman
c.Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang lazim.
d.Cara menulis pustaka dan artikel sesuai ketentuan yang berlaku.
2.Daftar Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup (bio-data, curriculum vitae) penyusun rancangan usulan penelitian memuat hal-hal sebagai berikut :
a.Nama lengkap dan derajat akademik
b.Tempat dan tanggal lahir
c.Pangkat dan jabatan
d.Riwayat pendidikan tinggi
e.Karya ilmiah
f.Pertemuan ilmiah yang dihadiri dan
g.Penghargaan ilmiah, bila ada.
SUMBER :

PENULISAN LAPORAN ILMIAH

Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah Membuat laporan. Bagaimanapun baiknya penelitian yang telah dilaksanakan, bagaimana bermutunya model-model yang sudah dibangun, bagaimana cepatnya hipotesis yang telah dirumuskan, ataupun bagaimana lengkapnya disain percobaan yang telah dipergunakan, penelitian tersebut belum dianggap berhasil jika laporan hasil penelitian belum dibuat. Hasil penelitian harus dilaporkan dan ditulis, karena laporan tersebut merupakan media komunikasi antara peneliti dengan pembaca ataupun antara penulis dengan badan-badan yang akan menggunakan hasil penelitian tersebut. Penulisan laporan penelitian tidak lain dari penyampaian pengalaman penelitian dan hasil-hasilnya kepada masyarakat. Tanpa ada penulisan laporan, hasil penelitian akan merupakan barang mati yang hanya dinikmati oleh si peneliti sendiri. Padahal tujuan penelitian tidak lain dari mencari sesuatu, dan menyampaikan hasilnya sebagai sumbangsih ilmuan kepada ilmu pengetahuan. Hasil penelitian tersebut dapat saja diterapkan dengan segera didalam masyarakat , ataupun digunakan sebagai penambah khasanah ilmu pengetahuan.
Tekhnik menulis laporan ilmiah mempunyai mempunyai cirri-ciri tersendiri. Penulisan laporan ilmiah lebih banyak merupakan suatu seni, sehingga pengalaman menulis lebih banyak berperan dalam menambah keindahan penulisan. Jika dalam langkah-langkah lain, peneliti dapat dapat meminta bantuan kepada pembantu-pembantunya dalam menyelsaikan kegiatan-kegiatan penelitian, tetapi dalam penilisan laporan, peneliti sendiri akan banyak mencurahkan tenaganya. Bentuk penulisan ilmiah merupakan kunci penting dari keseluruhan kegiatan penelitian, karena disinilah hasil penelitian dapat dievaluasikan, dan dapat diketahui secara pasti apakah penelitian tersebut telah berhasil baik atau tidak. Dari tulisan ilmiah tersebut masyarkat dapat menilai apakah hal-hal baru benar-benar telah ditemukan.
Bentuk laporan ilmiah yang akan disajikan tergantung dari jenis pembaca yang ditargetkan. Bahasa yang digunakan, gaya bahasa yang akan dipakai serta istilah-istilah yang dipilih dimaksudkan supaya pembaca dapt mencerna isi laporan tersebut dan dapat memahami penemuan-penemuan baru yang disampaikan. Karena itu, sistematika penulisan, cara penyampaian penemuan, alat-alat  yang digunakan serta penafsiran yang diberikan harus dapat menemui sasaran.
Yang harus digarisbawahi dalam menulis laporan penelitian adalah fungsi komunikatif yang diemban oleh peneliti. Laporan dibuat bukan diperuntukkan bagi peneliti sendiri, tetapi sebagai alat berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, jenis pembaca yang ditujukan kepada sesama kolega ilmuan akan berbeda dengan laporan yang ingin disampaikan kepada pembuat keputusan , karena bagi pembuat keputusan, laporan tersebut perlu segera dituangkan dalam kegiatan nyata. Laporan juga akan berbeda dalam bentuk dan cara pengungkapannya jika laporan tersebut ditujukan kepada masyarakat umum.
TINJAUAN TEORI
  1. DEFINISI LAPORAN ILMIAH
Laporan ilmiah merupakan laporan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengguanakan gaya bahasa yang digunakan disesuaikan dengan jenis sasaran peneliti yaitu sesame kolega ilmuan,kepada para pembuat keputusan, ataupun kepada masyarakat umum,serta berfungsi sebagai alat komunikasi antara peneliti dengan pembaca.
Laporan suatu kegiatan penelitian memuat berbagai aspek yang dapat member gambaran kepada orang lain tentang seluruh kegiatan, langkah, metode, tekhnik maupun hasil dari penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2005).
Membuat laporan ilmiah merupakan langkah terakhir yang harus dilakukan oleh seorang peneliti. Tanpa adanya laporan ilmiah berarti hasil dari penelitian yang telah dilakuakan menjadi tidak ada artinya, karna tujuan dari penelitian adalah agar bagaimana orang lain mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilkukan, oleh sebab itu bagaimanapun bagus dari hasil penelitian tidak akan berarti tanpa belum adanya laporan ilmiah dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasil penelitian tersebut dapat dinilai oleh masyarakat apakah lanyak untuk diterapkan dalam kehidupan ataupun sebagai hasanah ilmu pengetahuan.
Menurut Nazir, 2005, penulisan laporan penelitian harus disesuaikan dengan konsumen hasil penelitian tersebut. Seorang peneliti perlu mempertimbangkan tiga hal dalam menulis laporan.
  1. Sampai dimana tingkat pengetahuan dari pembaca?
  2. Apakah yang perlu diketahui oleh pembaca tersebut?
  3. Bagaimana cara menyampaikan hasil penelitian, sehingga keterangan yang diberikan dapat dicerna dengan mudah oleh pembaca?
Cara penulisan hasil penelitian harus disesuaikan sedemikian rupa, sehinga komunikasi yang ingin disampaikan dapat mengenai sasarannya secara tepat.
  1. JENIS-JENIS LAPORAN ILMIAH
Jenis-jenis dari laporan ilmiah itu sendiri terdapat empat jenis laporan ilmiah, yaitu laporan lebgkap atau monograf, artikel penelitian, laporan sumir (summary report), dan laporan untuk administrator serta pembuat kebijakan (policy maker).
  1. Laporan Lengkap (monograf)
Beberapa hal berikut yang perlu diperhatikan, jika laporan penelitian dibuat dalam bentuk monograf.
  1. Laporan harus berisi proses penelitian secara menyeluruh dengan mengutarakan semua tekhnik dan pengalaman peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian tersebut.
  2. Tekhnik penulisan harus sesuai dengan kelompok target dari sang peneliti.
  3. Laporan ilmiah juga harus menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi disetiap tingkatan analisis
  4. Jika diperoleh pengalaman-pengalaman atau penemuan-penemuan yang tidak ada hubungannya langsung dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan janganlah penemuan itu dibuang dengan serta merta. Ada kemungkinan hasil penemuan atau pengalaman tersebut dapat merupakan kunci bagi penulis lain dalam memberikan makna pada penelitian lain dibelakang hari.
  5. Peneliti juga harus menyampaikan kegagalan yang yang dialaminya, disamping sukses yang diperoleh.
  6. Laporan ilmiah harus di bagi dalm bab-bab, bagian-bagian, sub-sub bagian denagn judul-judul yang padat, sehingga pembaca dapat memilih materi yang relevan baginya dengan mudah.
  7.  Artikel Ilmiah
Laporan dalam bentuk artikel ilmiah adalah perasaan dari laporan lengkap (monograf). Laporan dalam bentuk artikel ilmiah adalah laporan tentang salah satu dari aspek-aspek yang terdapat dalam laporan lengkap. Laporan dalam bentuk artikel harus difokusskan pada masalah penelitian tunggal yang objektif, sehingga lampiran, kata pengantar, dan daftar isi tidak dimasukkan dalm laporan.
Laporan dlam bentuk artikel ilmiah perlu berisi disain penelitian, prosecing data, dan analisis dalam bentuk yang lebih diperpendek dan dipadatkan. Tabel-tabel juga perlu dipadatkan. Yang terpenting dalam membuat laporan untuk dijadikan sebuah artikel ilmiah adalah memanfaatkan informasi tentang materi-materi menjadi terpadu dan relevan. Laporan dalam bentuk artikel juga ilmiah juga memrlukan abstrak, yang berisi 200-300 kata.
  1.  Laporan Ringkas (summary report)Summary report merupakan penulisan ulang kembali tentang artikel-artikel yang sudah diterbitkan ataupun studi-studi yang berkenaan dengan masyarakat dan ditulis dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti.
  2.  Laporan untuk Administrator dan Pembuat Kebijakan
Laporan yang ditujukan kepada administrator dan pembuat kebijakan harus mempunyai bentuk tersendiri. Laporan yang dibuat tidak perlu dalam bentuk lengkap, karena administrator dan pembuat kebijakan tidak memerlukan laporan demekian, Yang diperlukan dalam laporan tersebut adalah penjelasan serta diagnosis terhadap maslah yang diperlukan.
Laporan untuk administrator dan pembuat keputusan perlu ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh mereka. Krena itu, istilah-istilah teknis, jika digunakan, haruslah istilah teknis yang sesuai dengan penerapan dilapangan.
  1. JENIS KONSUMEN ATAU TARGET DARI PENULISAN LAPORAN
Secara umum, penulisan laporan hasil penelitian dapat ditujukan kepada tiga jenis konsumen yaitu :
  1. Masyarakat Umum
Laporan yang ditujukan pada masyarakat umum, harus dapat memberi gambaran praktis kepada pembaca. Laporan ini berupa brosur, artikel, ataupunmary report (laporan ringkasan) yang berisi hal-hal yang praktis yang dapat dipergunakan secara langsung oleh masyarakat. Dalam laporan ini, peneliti tidak perlu menyampaikan teknik-teknik yang sukar dicerna oleh masyarakat umum.
  1. Sponsor Penelitian
Konsumen kedua adalah sponsor dari penelitian itu sendiri. Banyak penelitian yang dilakukan baik oleh institusi ilmiah atau universitas, disponsori oleh suatu badan tertentu. Karena itu, hasil penelitian tersebut perlu dilaporkan pada sponsor yang telah membiayai penelitian tersebut. Jenis laporan yang disampaikan harus sesuai dengan keinginan dan tujuan sponsor, lebih-lebih dalam hubungannya dengan penerapan penemuan penelitian tersebut.
  1.  Masyarakat Ilmiah
Konsumen ketiga dari penelitian adalah masyarakat ilmiah. Penelitian-penelitian baik yang berupa tesis, skripsi, maupun disertasi, pertama-tama ditujukan kepada komisi Pembimbing atau komisi tesis. Karena itu, bentuk, gaya bahasa, dan isi laporan harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam suatu universitas.
Untuk konsumen masyarakat ilmiah, laporan penelitian harus dibuat seutuh mungkin tanpa meninggalkan penulisan tentang komponen-komponen teknik, alat-alat, dan disain yang dipergunakan dalam penelitian. Semua kegiatan yang berhubungan dengan daya nalar dan proses penelitian yang telah dikerjakan harus dilaporkan secara mendalam dan terperinci. Hasil laporan penelitian demikian bisa berbentuk monograf ataupun artikel ilmiah.
  1. OUTLINE DARI LAPORAN ILMIAH
Menurut Nazir, 2005, Laporan ilmiah harus berisi hal- hal berikut:
  1. Pernyataan tentang masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian tersebut
  2. Prosedur penelitian, yang mencakup desain penelitian, metode ekperimental yang dipilih, semple yang ditarik, teknik pengumpulan data, serta metode- metode statistik yang digunakan, baik dalam kegiatan pengumpulan data ataupun dalam analisis.
  3. Hasil penelitian dan penemuan- penemuan
  4. Implikasi yang dapat  ditarik  dari penelitian tersebut
Di dalam pernyataan tentang  masalah yang ingin dipecahkan, perlu dilaporkan alasan- alasan mengapaa masalah tersebut samapai  begitu penting untuk diteliti? Latar belakang yang lengkap tentang masalah perlu diberikan untuk mendukung alasan- alasan yang diberikan, sehingga masalah tersebut patut dipercahkan secara alamiah. Relavansi pemecahan  masalah, baik dalam aspek- aspek teori maupun dalam aspek- aspek praktis dalam masyarakat perlu dikemukan sejelas- jelasnya
Dalam penulisan tentang pentingnya masalah yang diteliti, ringkasan- ringkasan dari beberapa studi  sebelumnya mempunyai relavansi deng masalah yang dipecahkan, perlu juga diikutsertakan. Penyampaian- penyampaian studi- studi tersebut dimasudkan untuk menjamin terdapatnya suatu kesinambungan, baik dalam perumusan hipotesis, konsep- konsep atau metodologi. Unsur- unsur pokok dalam masalah  perlu dihubungkan secara jelas dengan tujuan penelitian.
Laporan ilmiah juga harus berisi keterangan tentang cara- cara penelitian dilaksanakan. Desain pokok apakah yang dipergunakan? Desain percobaan mana yang dipilih dan jenis pengukuran apa yang dilakukan? Alat- alat apa yang digunakan dalam kegiatan mengumpulankan data? Jenis responden manakah yang dipilih, dan teknik sampling apa yang pula yang dilaksanakan.
Dalam prosedur penelitian perlu juga dijelaskan analisis statistik yang digunakan, dan level signifikan yang dipilih. Jika teknik statistik yang dipakia adalah teknik yang sudah lazim, rumusan statistic tidak perlu digunakan. Di lain pihak, jika teknik analisa dibuat dengan teknik statistik yang jarang digunakan, rumus- rumus perlu diberikan secara jelas.
Laporan ilmiah juga harus berisi hasil penemuan dengan bukti yang lengkap, bukti- bukti yang mendukung hipotesis yang telah dirumuskan , ataupun tidak. Bukti- bukti yang dipaparkan haruslah relavan dengan penelitian. Konsekuensinya, tidak semua tabel yang dibuat perlu dimasukkan dalam laporan. Penjelasan hasil penelitian harus relavan dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan dan hipotesis yang dirumuskan.
  1. GAYA BAHASA DALAM LAPORAN ILMIAH
Sifat utama  dalam menilis laporan ilmuah adalah jelas dan akurat. Gaya bahasa yang menambah kualitas penulis dapat dianggap sebagai suatu bonus saja dalam penulisan laporan ilmuah. Walaupun demikian tidak ada salahnya laporan ilmiah ditulis dengan gaya bahasa hidup dan menarik supaya pembaca lebih merasa puas dalam membaca laporan tersebut.
Langkah pertama yang dilakukan dalam menulis laporan adalah mengambil keputusan tentang keterangan keterangan apa yang ingin disampaikan dan bagaimana jenis jenis fenomena itu ingin dihubungkan satu dengan yang lain. Pada tingkat ini peneliti perlu terlebih dahulu menulis outline penelitiannya. Adanya outline tersebut nerarti peneliti telah memutuskan apa yang ingin disampaikan, dan bagaimana tiap bagian dihubungkan dengan bagian lain secara logis. Setelah itu barulah diatas lebih terperinci. Dengan membuat keterangan outline, peneliti dapat melihat dengan jelas apakah semua materi telah dimasukkan ataukah ada sesuatu yang tertinggal. Outline tersebut kemudian dikembangkan dengan menambah subtopik, bagian, subbagian, dan lain lain. Dari pengembangan outline ini, peneliti dapat lebih mudah melihat ada tidaknya hubungan logik antar materi yang ingin ditulis.
Menurut Trelease (1958), memberikan langkah-langkah berikut dalam membuat outline:
  1. Buatlah outline sesederhana mungkin dan aturlah topik-topik dalam urutan yang logis dan mudah dibaca.
  2. Kembangkan outline tersebut dengan cara memberikan judul, subjudul, bagian, subbagian dari masing-masing bagian.
  3. Kemudian kembangkan outline tersebut diatas lebih lanjut dengan mengadakan pengaturan yang lebih efektif dan rasional.
  4. Kemudian mulai menulis.
Pada tahap permulaan, peneliti  tidak perlu terlalu menekankan kepada gaya bahasa yang digunakan. Hanya saja perlu diingat bahwa peneliti sedang menulis laporan ilmiah, bukan artikel untuk dimuat dimajalah hiburan. Setelah selesai draft pertama barulah dicoba untuk memperbaiki gaya bahasa. Dalam penulisan ilmiah, bahasa yang digunakan tidak memerlukan gaya bahasa puitis. Yang prnting adalah tata bahasa yang benar. Syah (1972) memberikan saran-saran berikut dalam menulis laporan:
  • Tulislah sesuatu dengan jelas. Kalimat-kalimat harus dibuat sesederhana mungkin. Jangan menggunakan kaliamat yang terlalu panjang.
  • Hati-hati dalam menggunakan terminologi. Berilah definisi terhadap terminologi ilmiah supaya engertiannya tidak meragukan.
  • Gunakan tata bahasa dan ejaan yang benar. Penggunaan koma, titik koma, titik, dan titik dua sesuai dengan temptnaya.
  • Sebayak mungkin gunakan kaliamat aktif. Buatlah kalimat aktif sependek-pendek dan hindari kalimat yang terlalu panjang.
  • Nomor bab, subbab, tabel, dan gambar-gambar dengan sistem yang sesederhana mungkin.
Dibawah ini diberikan beberapa check-list dari kesalah-kesalan yang sering dibuat dalam menulis laporan penelitian.
  1. Ketidaktepatan
  • Membesar-besarkan fakta atau pernyataan.
  • Salah penafsiran karena data yang diperlukan tidak dimasukkan.
  • Kesalah dalam menghitung, membuat atau menggunakan istilah.
  • Kesimpulan yang ditarik didasarkan pada bukti yang tidak cukup.
  • Penggunaan matematika yan g tidak cocok.
  • Mencampurbaurkan antara fakta dan opini.
  • Terdapa t kontraindikasi dan ketidakkonsistenan dalam pernyataan-pernyataan.
  1. Penyampaian yang tidak baik
  • Menghilangkan topik yang penting.
  • Kesalahan dalam mengututkan subbab, bagian dan sebagainya.
  • Memasukkan materi dalam bagian atau paragraf yang salah.
  • Pengembangan topik yang kurang lengkap.
  • Memasukkan hal-hal yang tidak relevan secara tiak terperinci.
  • Gagal dalam usaha membedakan antara yang baru dan yang terkenal.
  • Kurang mementingkan penafsiran dan kesimpulan.
  1. Kekurangan gaya bahasa
  • Kalimat yang terlalu panjang ataupun penggunaan tata bahasa yang terlalu sukar
  • Kalimat yang terlalu pendek
  • Kalimat yang terlalu lemah dengan kata-kata yang tidak ada artinya.
  • Kalimat yang kurang jelas sehingga perlu dibaca berkali-kali untuk memahaminya.
  • Paragraf yang terlalu panjang ataupun terlalu pendek.
  • Kalimat yang bertela-tele atau tidak langsung kesasaran.
  • Menggunakan kata-kata yang terlalu umum.
  • Pengulangan kata-kata yang tidak perlu dari kata-kata yang sama atau kalimat yang sama.
  • Terlupa menggunakan kata penghubung ataupun kata-kata asing.
  1. BEBERAPA BENTUK YANG SERING DIGUNAKAN
  2. Penggunaan huruf besar
Setiap memulai kalimat, huruf pertama harus dimulai dengan huruf besar. Selain itu gunakan huruf besar dalam halhal berikut.
  • Huruf pertamadalam ungkapan yang berhubungan denhgan keagamaan, kitab suci, nama Tuhan, dan kata ganti.
  • Huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti oleh nama org.
  • Huruf pertama nama jabatan, pangkat yang diikuti nama org.
  • Huruf pertama nama org, bangsa, suku, bahasa, tahun, bulan, hari, hari besar, nama khas geografi, badan resmi, lembaga pemerintahan, dokumen resmi.
  • Huruf pertama kata dari nama buku, majalah, surat kabar danjudul keterangan, kecuali kata partikel, seperti di, ke, dari, yang, yang tidak terletak pada posisi awal.
  • Huruf pertama nama sapaandan ringkasan nama gelar kecuali gelar dokter.
  • Huruf pertama bahan produksi pabrik
  • Huruf pertama dari judul buku, judul dari bab, artikel yang digunakan dalam teks.
  • Huruf pertama dari nama genera, famili, ordo, kelas, subdivisi, dan divisi, baik untuk nama ilmiah tanaman atau hewan.
  1. Penggunaan huruf miring atau italics
Kalimat, huruf, kata-kata, simbol dan sebagainya yang ingin dicetak dengan huruf miring harus harus digaris bawahnya. Pencetakan miring dan huruf, kalimat, kata-kata dan sebagainya dinamakan tulisan dalam italics. Beberapa kata-kata atau huruf sering dinyatakan dalam italics yaitu:
  • Simbol-simbol aljabar seperti: Ax+By+C=10
  • Genera dan spesies : oryza sativa, equus cabalis, homo sapiens, dan sebagainya.
  • nama buku, periodikal, pamflet, jika buku, priodikal dan panflet tersebut muncul dalam teks. Untuk judul artikel atau judul bab jangan ditulis dalam italics.
  • Kata-kata asing seperti : ceteris paribus, insitu, et al, viz, in mediaresdan lain sebagainya.
  1. Penulisan nama tanaman dan binatang
Dalam tulisan ilmiah, nama tanaman dan binatang dapat ditulis dalam dua namayaitu nama ilmiah dan nama biasa. Nama ilmiah dari tanaman dan binatang terdiri dari genus, spesies, dan kependekan dari nama orang yang memberikan nama kepada hewan atau tumbuhan tersebut. Nama ilmiah dicetak dalm huruf miring atau ditulis dalam italic, yaitu jika diketik atau ditulis dengan tangan harus digaris bawahnya.
  1. BIBLIOGRAFI ATAU DAFTAR RUJUKAN
Dalam mengerjakan penilitian, tidak ada satupun peneliti yang tidak membaca karang-karangan penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dikerjakannya. Seorang peneliti diharapkan sudah membaca tulisan-tulisan, buku-buku ataupun materi-materi lain yang berhubungan dengan penlitiannya. Bacaan-bacaan tersebut sudah diseleksi, harus dilaporkan dalam laporan penelitiannya.
Tujuan dari pembuatan daftar rujukan ini adalah memberikan penghormatan secukupnya kepada sumber informasi yang telah kita kutip, memungkinkan pembaca untuk menelususri sumber asli dari rujukan itu, baik untuk tujuan verifikasi maupun sebagai sumber informasi yang lebih lengkap.
Pada dasarnya terdapat tiga gaya penulisan dalam pembuatan daftar rujukan, yaitu gaya Harvard (Sistem nama dan tahun, dalam daftar rujukan nama pengarang disusun menurut abjad), gaya Vancouver (Sistem nomor, dalam daftar rujukan nama pengarang disusun menurut urutan pemunculan dalam naskah), dan gaya gabungan(Sistem nomor tetapi daftar rujukan disusun menurut abjad), antara gaya Harvard dengan Vancouver. Masing-masing dari ketiga gaya penulisan daftar rujukan diatas meiliki kekurangan dan kelebihannya masing. Gaya Harvard terutama memberi kejelasan mengenai sumber dan tahun informasi, tetapi banyak mengambil tempat dalam naskah. Sedangkan gaya Vancouver bersifat sangat ringkas. Gaya Harvard banyak dipakai dalam tesis, disertasi serta laporan penelitian, tetapi jurnal biomedik sebagian besar memakai gaya Vancouver.
Unsur-unsur dalam daftar rujukan, antara lain:
  • Penulis : mencakup penulis utama dan penulis pendamping (coauthor).
  • Judul : mencakup judul, subjudul makalah dalam jurnal, bab atau bagian buku dan judul, subjudul majalah, buku atau monografi.
  • Fakta-fakta penerbitan : mencakup tempat (kota), penerbit, waktu penerbitan (datum), dan jika perlu volume dan atau edisi (kecuali edisi pertama). Tempat penerbitan (kota) dituliskan nama lengkap resmi kota tempat buku tersebut diterbitkan. Jika lebih dari satu kota, tulis yang pertama saja. Untuk kota yang tidak terkenal, tuliskan juga negaranya.
Contoh penulisan daftar rujukan dalam berbagai bentuk yang sesuai menurut gaya vancouver :
  1. Artikel jurnal baku (standard journal article)
  • Pengarang 6 atau kurang
Mandrelli F, Annino L, Rotoli B. The GIMEMA ALL 0813 trial: analysis of 10-year follow-up. Br J Haematol 1996;92:665-72.
  • Pengarang lebih dari 6
Owens DK, Sanders GD, Harris RA, McDonald KM, Heidenreich PA, Dembitzer AD, et al. Cost-Effectiveness of Implantable Cardioverter Defibrillators Relative to Amiodarone for Prevention of Sudden Cardiac Death. Ann Intern Med 1997;126:1-12.
  1. Buku dan Monograf lain
Armitage P, Berry G. Statistical Methods in Medical Research. 2nd ed. Oxford (UK): Blackwell Science;1994.
  1. Prosiding pertemuan ilmiah
Kimura J, Shibasaki H, editors. Recent advances in clinical neurophysiology. Proceedings of the 10th International Congress of EMG and Clinical Neurophysiology: 1995 Oct 15-19; Kyoto, Japan. Amsterdam:Elsevier; 1996.
  1. Bahan publikasi lain
Mullery S. Doctors must figth child labor.Asian Medical News September 1996; Sect. A:1 (col.1-3).
Joesoef D. Mendambakan Utopia. Kompas 1998 Jan 8;Sect. A:4(col.5).
  1. BENTUK ATAU FORMAT LAPORAN PENELITIAN
Agar hasil penelitian mudah dipahami oleh orang lain, maka hasil tersebut harus disusun dalam format dan sistematika yang baik. Menurut Notoatmodjo, apabila hasil penelitian tersebut merupakan skripsi sarjana, tesis magister, atau disertasi doctor, biasanya menggunakan format sebagai berikut :
  1. Bagian pendahuluan, yang terdiri dari :
  2. Latar belakang
  3. Perumusan masalah
  4. Tujuan Penelitian
  5. Kegunaan atau manfaat penelitian
  6. Tinjauan kepustakaan, terdiri dari :
  7. Teori-teori yang berkaitan dengan penelitian tersebut
  8. Hasil-hasil  penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian tersebut.
  9. Kerangka konsepsual dan hipotesis
  10. Asumsi-asumsi kerangka konsepsual.
  11. Kerangka konsep penelitian
  12. Hipotesis-hipotesis
  13. Variasi-variasi penelitian dan definisi variabel-variabel tersebut.
  14. Bahan dan cara (metode penilitian)
  15. Hasil dan pembahasan penelitian
  16. Kesimpulan dan rekomendasi
  17. Daftar kepustakaan (refrensi)
  18. Lampiran-lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.